Oleh
Lajnah Daimah Lil Buhuts Al-Ilmiah Wal Ifta
Pertanyaan.
Lajnah Daimah Lil Buhuts Al-Ilmiah Wal Ifta ditanya : Ada sebagian orang
ketika dalam keadaan tertimpa musibah dan bencana, menyeru dalam
do'anya, 'Ya Rasulullah !' Atau selain beliau dari para wali. Ketika
dalam keadaan sakit mereka mendatangi kuburan orang-orang shalih dan
beristighatsah (memohon bantuan/pertolongan) dengan perantaraan mereka.
Mereka mengatakan, sesungguhnya Allah akan menghilangkan bala' (musibah)
dengan perantaraan orang-orang shalih. Memang kami memohon pertolongan
kepada mereka tetapi niat kami adalah kepada Allah karena Allah-lah yang
memberi pengaruh.
Apakah (perkataan dan perbuatan) seperti ini syirik atau tidak, dan
apakah mereka dikategorikan sebagai orang-orang musyrik, padahal mereka
(juga) mengerjakan shalat, membaca Al-Qur'an dan amal shalih yang
lainnya ?
Jawaban
Apa yang mereka lakukan itu merupakan perbuatan syirik yang dahulu telah
dikerjakan oleh orang-orang jahiliah. Mereka dahulu menyeru (berdo'a)
dan beristhatsah (memohon bantuan) kepada Lata, Uzza, Manat, dan yang
lainnya sebagai pengagungan (pemujaan) mereka terhadap para berhala
tersebut, dengan harapan dapat mendekatkan mereka kepada Allah Subhanahu
wa Ta'ala.
Mereka mengatakan.
"Artinya : Kami tidak menyembah mereka (para berhala) melainkan supaya
mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya". [Az-Zumar
: 3]
Mereka juga mengatakan.
"Artinya : Mereka itu adalah pemberi syafaat kepada kami di sisi Allah". [Yunus : 18]
Padahal Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam telah menjelaskan bahwa doa
adalah ibadah. Doa tidak boleh ditujukan kecuali hanya kepada Allah, dan
Allah Subhanahu wa Ta'ala sendiri telah melarang berdoa kepada
selainNya. Dia Subhanahu wa Ta'ala berfirman.
"Artinya : Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi
manfaat dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu selain Allah ; sebab
jika kamu berbuat (yang demikian itu) maka sesungguhnya kamu kalau
begitu termasuk orang-orang yang zhalim. Jika Allah menimpakan suatu
kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang menghilangkannya kecuali Dia.
Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat
menolak karuaniaNya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang
dikehendakiNya diantara hamba-hambaNya dan Dialah Yang Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang". [Yunus : 106-107]
Kaum muslimin diwajibkan membaca dalam setiap rakaat shalatnya, ayat.
"Artinya : Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan". [Al-Fatihah : 5]
Hal itu sebagai petunjuk bagi mereka bahwa ibadah tidaklah boleh
ditujukan kecuali hanya untukNya, dan bahwa memohon pertolongan tidaklah
boleh kecuali hanya kepadaNya, bukan kepada orang-orang mati baik dari
para nabi dan orang-orang shalih.
Janganlah anda tertipu dengan banyaknya shalat, puasa, dan bacaan
al-Qur'an mereka karena sesungguhnya mereka (orang-orang yang
beristighatsah kepada mahluk) termasuk orang-orang yang tersesat
jalannya di kehidupan dunia ini, sementara mereka menyangka bahwa mereka
mereka telah berbuat sebaik-baiknya. Yang demikian ini karena (ibadah
mereka) tidak dibangun di atas pondasi tauhid yang bersih, sehingga
ibadah mereka itu hanya (sia-sia belaka) bagaikan debu yang
berterbangan. Dalil-dalil dari Al-Qur'an dan As-Sunnah yang menyatakan
kesyirikan serta terhapusnya amal mereka banyak sekali. Tengoklah
ayat-ayat Al-Qur'an dan As-Sunah yang shahih serta kitab-kitab buah
tangan ulama Ahlus Sunnah ! Kami memohon kepada Allah hidayahNya untuk
kami dan Anda.
[Fatawa Li Al- Lajnah Ad-Da'imah 1/498-500, Pertanyaan ke-2 & ke-5
dari Fatwa no. 9027 Di susun oleh Syaikh Ahmad Abdurrazzak Ad-Duwaisy,
Darul Asimah Riyadh. Di salin ulang dari Majalah Fatawa edisi
6/I/Dzulqa'dah 1423H]
0 komentar:
Post a Comment