Oleh
Syaikh Abdulmalik bin Ahmad bin al-Mubarak Ramadhani
Segala sesuatu itu berada dalam kekuasaan Allâh dan segala sesuatu yang
ada dalam kekuasaan Allâh berjalan sesuai dengan perintah-Nya. Dan semua
kesusahan yang menimpa munusia merupakan akibat dari perbuatan mereka
sendiri. Allâh Azza wa Jalla itu maha adil lagi bijaksana. Semua manusia
hidup dibawah naungan rahmat karena sebab kebaikan yang telah mereka
lakukan, atau dibawah adzab akibat
dari perbuatan buruk yang telah
mereka kerjakan. Ketika seorang hamba itu istiqâmah di atas syariat
Allâh, maka kehidupan dunianya akan lurus dan mendatangkan banyak
manfaat, bukan madharat, juga dia akan mendapatkan pahala yang berlipat
ganda kelak di akhirat. Allâh akan memudahkan baginya segala bentuk
kesulitan, dia akan dilayani oleh yang jauh maupun yang dekat, dan akan
terdapat banyak kebaikan pada masyarkatnya, sebagaimana firman Allâh
Azza wa Jalla :
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ
بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا
فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah
Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi
mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka
disebabkan perbuatannya. [Al-A’râf/7:96]
Allâh juga berfirman mengenai Ahli kitab:
وَلَوْ أَنَّهُمْ أَقَامُوا التَّوْرَاةَ وَالْإِنْجِيلَ وَمَا أُنْزِلَ
إِلَيْهِمْ مِنْ رَبِّهِمْ لَأَكَلُوا مِنْ فَوْقِهِمْ وَمِنْ تَحْتِ
أَرْجُلِهِمْ
Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat dan
Injil dan (al-Qur'an) yang diturunkan kepada mereka dari Rabbnya,
niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas dan dari bawah kaki
mereka. [Al-Mâidah/5:66]
Dan tidak ada yang mengurangi (menghalangi) nikmat tersebut kecuali dosa yang dia lakukan. Allâh Azza wa Jalla berfirman:
فَكُلًّا أَخَذْنَا بِذَنْبِهِ
Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya [Al-Ankabût/29:40]
Allâh juga berfirman:
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ
Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh
perbuatan tanganmu sendiri, dan Allâh memaafkan sebagian besar (dari
kesalahan-kesalahanmu). [As-Syûrâ/42:30]
Juga firman-Nya:
مَا أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللَّهِ ۖ وَمَا أَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَفْسِكَ
Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allâh, dan apa saja
bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri.
[An-Nisâ'/4:79]
Dari Abdillah Ibnu Umar Radhiyallahu anhuma , beliau Radhiyallahu anhuma
berkata, "Rasûlullâh mendatangi kami seraya bersabda, "Wahai kaum
muhajirin! Ada lima hal jika menimpa kalian, dan aku memohon
perlindungan dari Allâh agar lima hal tersebut tidak kalian temukan; (1)
Tidaklah perbuatan keji muncul pada suatu kaum kemudian mereka
terang-terangan melakukannya kecuali akan tersebar pada mereka penyakit
levra dan penyakit-penyakit lainnya yang tidak pernah ada pada
orang-orang sebelum mereka; (2) tidaklah mereka mengurangi timbangan dan
takaran niscaya mereka akan ditimpa musim kekeringan dan kezhaliman
para pemimpin; (3) Tidaklah mereka enggan untuk mengeluarkan zakat harta
mereka kecuali Allâh Azza wa Jalla akan enggan untuk menurunkan hujan
dari langit, kalau bukan karena hewan ternak, mereka tidak akan
mendapatkan hujan; (4) Tidaklah pula mereka melanggar janji Allâh dan
Rasul-Nya kecuali Allâh akan menjadikan musuh mereka berkuasa atas
mereka, musuh yang akan merampas sebagian harta benda yang mereka
miliki; (5) Apabila para pemimpin mereka tidak berhukum dengan kitab
Allâh, atau mereka memilah-milah apa yang telah Allâh turunkan, niscaya
Allâh akan menghadirkan permusuhan diantara mereka. [Dikeluarkan oleh
Ibnu Mâjah dan dishahihkan oleh Imam al-Albani rahimahullah]
Beginilah buruknya keadaan akibat dosa, tidaklah terjadi pada suatu kaum
kecuali akan mendatangkan keburukan. Musuh akan muncul menghilangkan
atau merampas kekayaan dan rezeki- rezeki mereka, merusak kehormantan
mereka dan mengekang kebebasan mereka. Mereka akan ditimpa
kemungkaran-kemungkaran yang sesuai dengan besarnya dosa yang telah
mereka lakukan, kebaikan akan luput dari mereka sebanyak ketaatan yang
luput dari mereka. Sungguh Allâh maha bijaksana dalam memberi hukuman,
dan kita hanya meminta pertolongan darinya.
JENIS HUKUMAN
Hukuman ada dua jenis :
1.Hukuman Jenis Pertama; Hukuman Qadariah, yaitu semua musibah fisik
yang menimpa manusia berupa kefakiran, kekeringan, harga yang melambung
tinggi, kezhaliman para pemimpin, berkuasanya para musuh, rusaknya harta
dan anak-anak, hilangnya ketentraman hidup, gempa bumi, banjir, longsor
dan lain-lain, sebagai akibat dari perbuatan dosa yang mereka lakukan,
sebagaimana dielaskan oleh Allâh dalam banyak firman-Nya, diantaranya :
Kefakiran, kekeringan dan kekurangan buah-buahan karena dosa-dosa yang mereka lakukan. Allâh Azza wa Jalla berfirman:
وَلَقَدْ أَخَذْنَا آلَ فِرْعَوْنَ بِالسِّنِينَ وَنَقْصٍ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ
Dan sesungguhnya Kami telah menghukum (Fir'aun dan) kaumnya dengan
(mendatangkan) musim kemarau yang panjang dan kekurangan buah-buahan,
supaya mereka mengambil pelajaran. [Al-A’râf/7:130]
Adapun banjir, penenggelaman ke dasar bumi, dan yang lainnya, sesuai dengan firman Allâh Azza wa Jalla :
فَكُلًّا أَخَذْنَا بِذَنْبِهِ ۖ فَمِنْهُمْ مَنْ أَرْسَلْنَا عَلَيْهِ
حَاصِبًا وَمِنْهُمْ مَنْ أَخَذَتْهُ الصَّيْحَةُ وَمِنْهُمْ مَنْ
خَسَفْنَا بِهِ الْأَرْضَ وَمِنْهُمْ مَنْ أَغْرَقْنَا ۚ وَمَا كَانَ
اللَّهُ لِيَظْلِمَهُمْ وَلَٰكِنْ كَانُوا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ
Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka di
antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di
antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di
antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka
ada yang Kami tenggelamkan, dan Allâh sekali-kali tidak hendak
menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka
sendiri. [Al-Ankabut/29:40]
Yang lebih berat dari itu semua adalah mereka dihukum dengan hilangnya
keimanan dan hidayah, serta tidak bermanfaatnya ilmu yang dimiliki.
Allâh Azza wa Jalla berfirman:
وَنُقَلِّبُ أَفْئِدَتَهُمْ وَأَبْصَارَهُمْ كَمَا لَمْ يُؤْمِنُوا بِهِ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَنَذَرُهُمْ فِي طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُونَ
Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti
mereka belum pernah beriman kepadanya (al-Qur'ân) pada permulaannya, dan
Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat.
[Al-An’âm/6:110]
Dan firman-Nya.
فَلَمَّا زَاغُوا أَزَاغَ اللَّهُ قُلُوبَهُمْ ۚ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ
Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allâh memalingkan hati
mereka; dan Allâh tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik."
[As-Shaf/61:5]
Ibnu Qayyim rahimahullah mengatakan dalam Zâdul Ma’âd, "Barangsiapa
memiliki pengetahuan tentang alam ini dan awal mulanya, maka dia akan
mengetahui bahwa semua kerusakan yang terjadi di udara, tumbuh-tumbuhan,
hewan dan keadaan keluarga, mucul setelah penciptaan yaitu ada dengan
sebab yang mengakibatkan hal-hal itu terjadi. Perbuatan bani Adam dan
penyelisihan mereka terhadap para rasul akan tetap mendatangkan bagi
mereka kerusakan yang bersifat umum dan khusus, akan mendatangkan
penyakit, kekeringan, hilangnya berkah bumi, tumbuhan dan buah-buahan.
Perkara-perkara ini datang silih berganti. Jika pengetahuanmu belum
meliputi ini semua maka cukuplah bagi kamu firman Allâh Azza wa Jalla :
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي
النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan
tangan manusi, supaya Allâh merasakan kepada mereka sebahagian dari
(akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
[Ar-Rûm/30:41]
Terapkan ayat ini dengan keadaan alam ini! Cocokkan ayat ini dengan
realita yang terjadi sekarang ini! Kamu akan bisa melihat bagaimana
terjadinya penyakit, hama pada buah-buahan, pertanian, hewan ternak, di
setiap waktu. Kamu juga akan bisa melihat penyakit yang satu menimbulkan
penyakit yang lainnya. Setiap kali manusia melakukan kezhaliman dan
kejahatan, Allâh Azza wa Jalla mendatangkan bagi mereka penyakit dan
kerusakan pada sumber gizi mereka, buah-buahan, udara, air, badan,
bentuk, rupa, dan akhlak mereka, akibat dari perbuatan zhalim mereka.
Dahulu biji gandum dan biji-bijian lainnya lebih besar dari yang ada
sekarang. Imam Ahmad meriwayatkan dengan sanadnya, bahwa terdapat
disebagian gudang Bani Umayyah karung yang berisi biji gandum sebesar
biji kurma tertulis di atasnya: seperti inilah yang tumbuh di masa
keadilan.
Kisah ini beliau rahimahullah sebutkan dalam Musnadnya setelah sebuah hadits yang beliau riwayatkan.
Kebanyakan penyakit dan kerusakan ini merupakan sisa dari adzab yang
Allâh Azza wa Jalla timpakan kepada umat terdahulu. Sisa adzab ini
diperuntukkan bagi mereka yang terdapat pada mereka perbuatan-perbuatan
umat terdahulu sebagai bentuk hukuman, keadilan dan penunaian. Ini telah
diisyaratkan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan sabda
Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
بَقِيَّةُ رِجْزٍ وَعَذَابٌ أُرْسِلَ عَلَى طَائِفَةٍ مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ
Sesungguhnya dia merupkan sisa dari kotoran atau azab yang dikirimkan kepada Bani Israil
Allâh Azza wa Jalla juga menimpakan angin puting beliung kepada suatu
kaum selama tujuh malam dan delapan hari, kemudian Allâh Azza wa Jalla
menyisakan sedikit dari hari-hari tersebut.
Allâh Azza wa Jalla menjadikan perbuatan baik dan buruk saling berkaitan
dengan akibatnya. Tidak mau melakukan kebaikan, tidak mengeluarkan
zakat atau sedekah merupkan sebab hujan tidak turun dari langit yang
menyebabkan kekeringan dan pacekelik. Allâh Azza wa Jalla juga
menjadikan perbuatan zhalim terhadap orang-orang miskin, curang dalam
timbangan dan takaran, serta sikap semena-mena terhadap orang lemah,
sebagai sebab timbulnya kezhaliman para pemimpin. Para pemimpin yang
tidak memiliki rasa iba dan kasih sayang, pada hakikatnya merupakan
hasil dari perbuatan rakyat yang muncul dalam bentuk para pemimpin.
Terkadang juga dalam bentuk penyakit yang merata, atau rasa sedih, dan
kebingungan yang mendera jiwa, dan tidak lepas darinya. Terkadang juga
dalam bentuk terhalangnya berkah dari langit dan bumi.
Orang yang berakal akan memandang setiap penjuru alam ini untuk
menyaksikan dan melihat keadilan dan kebijaksanaan Allâh Azza wa Jalla ,
sehingga dengan itu dia akan tahu bahwa para Rasul dan pengikutnya
berada dalam jalan keselamatan. Adapun selain mereka, maka mereka berada
di atas jalan kebinasaan, menuju tempat kebinasaan, Allâh maha mampu
melakukan segala urusan, tidak ada yang bisa membantah hukum yang telah
ditetapkan-Nya, dan tidak ada yang mampu menolak perintah-Nya, dan hanya
kepada Allâh meminta taufik. Selesai perkataan Ibnul Qayyim.
2. Hukuman Jenis Kedua: Hukuman Syar’i yaitu Allâh mengharamkan kepada mereka apa yang telah dihalalkan. Allâh l berfirman:
وَعَلَى الَّذِينَ هَادُوا حَرَّمْنَا كُلَّ ذِي ظُفُرٍ ۖ وَمِنَ الْبَقَرِ
وَالْغَنَمِ حَرَّمْنَا عَلَيْهِمْ شُحُومَهُمَا إِلَّا مَا حَمَلَتْ
ظُهُورُهُمَا أَوِ الْحَوَايَا أَوْ مَا اخْتَلَطَ بِعَظْمٍ ۚ ذَٰلِكَ
جَزَيْنَاهُمْ بِبَغْيِهِمْ ۖ وَإِنَّا لَصَادِقُونَ
Dan kepada orang-orang Yahudi, Kami haramkan segala binatang yang
berkuku dan dari sapi dan domba, Kami haramkan atas mereka lemak dari
kedua binatang itu, selain lemak yang melekat di punggung keduanya atau
yang di perut besar dan usus atau yang bercampur dengan tulang.
Demikianlah Kami hukum mereka disebabkan kedurhakaan mereka; dan
sesungguhnya Kami adalah Maha Benar. [Al-An’am/6:146]
Allâh mengabarkan bahwa Dia mengharamkan kepada mereka beberapa hal
dikarenakan kezhaliman dan sikap melampaui batasa mereka. Diharamkan
kepada mereka setiap hewan berkuku seperti unta dan semisalnya, Allâh
juga mengharamkan lemak sapi dan kambing kecuali yang menempel pada
punggung, usus, dan tulang.
Contohnya juga kisah Bani Israil yang mempersulit diri mereka ketika
diperintahkan untuk menyembelih sapi betina sebagaimana disebutkan dalam
surat al-Baqarah. Allâh Azza wa Jalla memerintahkan mereka untuk
menyembelih sapi manapun yang mudah mereka dapatkan, akan tetapi mereka
membangkang perintah Allâh Azza wa Jalla dengan melontarkan banyak
pertanyaan yang akhirnya mempersulit mereka. Ibnu Abbâs Radhiyallahu
anhuma berkata, "Seandainya mereka mengambil sapi yang paling mudah bagi
mereka, niscaya itu sudah cukup. Akan tetapi mereka mempersulit diri
mereka sehingga Allâh Azza wa Jalla mempersulit mereka." Ini
diriwayatkan oleh Ibnu jarir dalam tafsirnya.
Maksudnya, Allâh Azza wa Jalla menimpakan kepada mereka belenggu dan
beban dengan cara mempersulit sifat sapi yang diperintahkan untuk
disembelih disebabkan karena dosa pembangkangan mereka terhadap perintah
Allâh Azza wa Jalla.
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 06/Tahun XVIII/1436H/2014M.
Penerbit Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo-Purwodadi Km.8
Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196]
0 komentar:
Post a Comment